
Apakah Yang Dimaksud Dengan Rumah Tradisi? – Home » Sosial Budaya » Rumah Adat Tongkonan: Sejarah, Jenis, Ciri, Ciri, Bentuk dan 3 Buku Terkait
Rumah Adat Tongkonan: Rumah Adat Tongkonan berbentuk seperti rumah panggung berbentuk persegi panjang dengan atap berbentuk perahu dengan buritan. Namun, atap rumah adat Toraja ini disamakan dengan tanduk kerbau.
Apakah Yang Dimaksud Dengan Rumah Tradisi?
Atap rumah juga terbuat dari nipah dan daun kelapa, dan dengan perawatan yang baik bisa bertahan 50 tahun. Simak penjelasan lebih lengkap tentang rumah adat Tongkonan di bawah ini:
Rumah Adat Tongkonan Sulawesi Selatan & Nilai Nilai Luhurnya
Rumah Adat Tongkonan dengan Filosofi Aluk Todolo merupakan rumah adat yang berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan. Rumah Tongkonan juga melambangkan kebanggaan keluarga masyarakat Toraja, sehingga pembangunannya pun tidak sembarangan. Rumah adat ini, mulai dari bentuk desain hingga posisi rumah dan tiangnya, memiliki nilai dan makna yang berbeda.
Pertama, letak rumah di sebelah utara, yang berarti di mana Puang Matua yang maha kuasa berada, yaitu. di utara. Kini rumah adat tersebut tidak lagi digunakan sebagai tempat tinggal, karena telah dibangun rumah bersama. Rumah adat ini kemudian menjadi pusat kebudayaan masyarakat Toraj.
Rumah adat ini juga berfungsi sebagai pusat berbagai acara sosial, serta tempat ritual bagi keluarga pemilik rumah. Selain sebagai rumah adat tradisional, rumah ini juga bisa digunakan untuk menyimpan beras.
Menurut buku Kasdar Arsitektur Benteng dan Rumah Adat di Sulawesi (2018), pembangunan rumah adat Tongkonan dimulai dengan pengenalan rumah beratap daun dengan dinding batu dan tiang-tiang berbentuk segitiga. Rumah adat Tongkonan juga merupakan peralihan dari empat pilar.
Rumah Tusuk Sate: Pengertian, Ciri Ciri, Keuntungan, Mitos
Kemudian pada masa penyempurnaannya, masyarakat juga mengenal ragam hias berupa simbol-simbol yang menandai status sosial individu di antara pemiliknya. Semakin banyak tanduk kerbau di atas rumah adat Tongkonan, maka semakin tinggi pula tingkat sosial penghuni rumah tersebut.
Ada banyak jenis rumah tradisional Tongkonan. Setiap rumah itu sendiri dilakukan secara berbeda tergantung pada peran pemimpinnya. Dahulu, rumah Tongkonan hanya diperuntukkan bagi raja, kepala suku dan keturunannya. Rumah adat Tongkonan sendiri berbentuk seperti kapal kerajaan Cina. Berikut beberapa jenis rumah adat Tongkonan yang perlu Anda ketahui:
Jenis rumah adat Tongkonan yang pertama adalah Tongkonan Pekambaran. Jenis rumah tradisional Tonnan ini dibangun khusus untuk keluarga besar pemimpin komunitas dengan kekuatan besar di masyarakat.
Rumah adat Tongkonan Pekumberan biasa digunakan para penguasa untuk mengatur proses pemerintahan adat Toraja. Dengan munculnya Tongkonan Pekumberan, menjadi tanggung jawab keturunan keluarga pemilik untuk melanjutkan tugas melestarikan tradisi dan kemudian meneruskannya ke generasi berikutnya.
Rumah Adat Provinsi Di Indonesia Lengkap Gambar Dan Penjelasan
Tongkonan Leuk sebagai tipe selanjutnya dari rumah tradisional Tongkonan. Tongkonan Leuk sebagai tipe rumah adat yang pertama kali menjadi pusat pemerintahan. Di rumah Tongkonan Leuk ini dilakukan urusan kekuasaan dan pemerintahan.
Selain itu rumah Tongkonan Leyuk juga menjadi salah satu simbol masyarakat Toraja dengan mencerminkan nenek moyangnya. Rumah adat Tongkonan Batu Ariri juga digunakan oleh masyarakat Toraja sebagai rumah keluarga biasa dan digunakan sebagai tempat tinggal yang tidak terlalu besar dibandingkan dengan rumah Tongkonan lainnya.
Tongkonan Batu Ariri adalah rumah ketiga dari Tongkonan. Meski menjadi tujuan bagi keluarga angkat Toraja yang ingin membangun rumah Tongkonan untuk pertama kalinya, rumah adat Toraja ini tidak memiliki adat.
Saat ini rumah adat Tongkonan sudah tidak digunakan sebagai perumahan karena hampir semua warga yang tinggal di rumah ini juga membangun rumahnya sendiri. Awalnya, rumah adat Tongkonan sering dijadikan sebagai pusat kebudayaan masyarakat Toraja.
Rumah Tradisional Sunda Badak Heuay: Filosofi Dan Bentuknya
Rumah adat Tongkonan ini juga sering dijadikan tempat ritual bagi keluarga yang tinggal di sana. Rumah Tongkonan digunakan sebagai rumah adat atau Banuan dan juga sebagai lumbung padi.
Menurut nilai filosofisnya, semua aspek kehidupan dalam rumah adat Tongkonan ada dalam skala besar. Dengan demikian, masyarakat Toraja juga masih menjadi rumah Tongkonan yang sangat disakralkan. Setiap ruangan pada rumah adat Tongkonan memiliki fungsi sebagai berikut.
Bangunan ini disebut juga Barung-Barung. Banua Sang Sorong atau O Sang Lanta adalah bagian rumah yang hanya memiliki satu ruangan karena tidak ada sekat antar ruangan. Ruangan ini juga sering digunakan untuk berbagai acara yang melibatkan banyak orang. Banua Sang Borong adalah ruangan tanpa sekat, jadi hanya satu ruangan, jadi semua kegiatan berlangsung di ruangan ini. Bangunan ini sering dibangun untuk para utusan penguasa adat.
Banua Duang Lanta sebagai rumah adat yang tidak memainkan peran biasa dan biasanya merupakan rumah keluarga. Banua Duang Lanta memiliki dua tipe kamar: Sali dan Sumbang. Sumbang berperan sebagai tempat peristirahatan sebagai kamar yang terletak di selatan.
Dinas Kebudayaan (kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta
Sali juga sering diletakkan di bagian utara rumah. Ruangan ini juga 30-40 cm di bawah langit-langit. Namun lebar dan panjang, karena ini adalah tempat mereka memasak dan tempat penyimpanan jenazah jika seseorang telah meninggal, tetapi upacaranya belum atau tidak akan diadakan.
Namun rumah adat ini juga berfungsi sebagai Tongkonan Batu Ariri yang biasa disebut dengan Banua Parapuan yang merupakan rumah bagi kesatuan keluarga kelas bawah yang dikenal dengan kasta Tana Kua-kua atau Tana Karurung.
Bangunan adat rumah Tongkonan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Tangdo yang terletak di bagian utara rumah dan berfungsi sebagai asrama bagi wanita yang belum menikah.
Sali sebagai ruang keluarga utama dalam rumah adat Tonnan. Kamar-kamar ini seringkali dilengkapi dengan perapian yang terletak di sebelah timur. Ada kotak kayu berbentuk persegi panjang yang disebut juga “dapo” yang berfungsi sebagai area dapur sekaligus perapian karena cuaca di Toraja biasanya sejuk.
Honai, Rumah Mungil Khas Papua
Dapo Tongkonan terletak di sebelah timur rumah adat karena makanan juga erat kaitannya dengan ritual. Sali juga berfungsi sebagai tempat tidur bagi pria yang belum menikah di rumah adat Tongkonan.
Ruangan ini terletak di sebelah selatan rumah adat Sumbang Tongkonan. Tuan rumah dan istrinya kemudian beristirahat di bagian ini, yang juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang-barang berharga dalam keranjang atau peti besar yang disebut “battu”.
Secara keseluruhan, Banua Tallung Lanta’ merupakan rumah adat yang berperan sebagai Tongkonan Kaprangengesan (Pekaindoran atau Pekambaran), yaitu pemerintahan adat Toraja.
Namun, ada juga rumah Banua Tallung Lanta yang tidak memainkan peran adat Tongkonan Batu Ariri yang diasosiasikan dengan kaum bangsawan hanya sebagai rumah ikatan keluarga. Ada juga perbedaan karakter yang digunakan pada kedua jenis Tongkonan ini.
Rumah Adat Jawa Barat
Misalnya pada rumah adat terdapat lambang kabongo atau bentuk kepala kerbau yang diletakkan di depan tongkonan, selain katik kepala ayam di atas kabongo dan “riri posi”. yang juga merupakan kolom tengah bangunan.
Ini bukan hanya simbol di Tongkonan. Perbedaannya antara lain jenis ukiran yang digunakan di Tongkonan. Tongkonan rumah adat harus memiliki ukiran matahari atau pabare alo, kepala kerbau atau patadong, ayam jago atau pamanuk lundang, dan garis lurus atau pasusuk.
Struktur Banua Kite pada rumah adat Tongkonan terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu Banua Kite Lanta’ di Lalang Tadong dan Banua Kite Lanta’ di Salemba. Banua Patang Lanta juga terbagi menjadi empat ruangan, yaitu Inan Kabusungan yang terletak di bagian selatan rumah adat Tongkonan dan berfungsi sebagai ruangan utama untuk menyimpan semua perkakas dan peninggalan adat, selain sumbung yang digunakan. Kamar tidur, Sally. Tanganga juga berukuran lebih besar dibandingkan ruangan lain karena berfungsi sebagai tempat belajar anggota keluarga di rumah adat Tongkonan, berperan sebagai ruangan bawah yang biasanya digunakan untuk menerima tamu keluarga di satu tempat. Untuk pembantu rumah untuk bersantai.
Bagian rumah adat Tongkonan di bagian atap memiliki bentuk yang paling menakjubkan karena berbentuk seperti perahu. Atap rumah adat Tongkonan ini kemudian juga dijadikan sebagai simbol peringatan bahwa nenek moyang mereka menggunakan perahu untuk sampai ke pulau Sulawesi. Berikut beberapa ciri rumah adat Tongkonan yang perlu Anda ketahui:
Contoh Rumah Adat Di Indonesia Dengan Desain Unik
Pada awal perkembangan rumah adat Tongkonan terdapat rumah berbentuk burung pipit. Keunikan dari rumah adat Tonnan ini adalah rumah adat ini dibangun di atas pohon dan terdiri dari ranting-ranting pohon yang disusun pada dahan-dahan besar. Atap rumah ini beratapkan rumbia seperti sarang burung pipit.
Atap rumah adat Tonnan berbentuk seperti perahu, dengan dua ujung berbentuk busur. Menurut legenda Toraja, mereka datang dari utara melalui laut dan terjebak dalam badai dahsyat.
Saat itu, kapal rusak parah sehingga tidak bisa melaut. Jadi, mereka menggunakan perahu, selalu menghadap ke utara, untuk rumah adat Tonnan mereka.
Salah satu bagian yang menonjolkan keunikan rumah adat Tongkonan adalah patung kepala kerbau yang dipasang di bagian atas rumah. Kepala kerbau ini juga diatur, dan ada tiga jenis seperti kerbau hitam, kerbau putih dan kerbau belang.
Rumah Adat Betang Panjang Atau Rumah Betang Sungai Uluk Palin
Selain arca kepala kerbau, terdapat banyak arca tambahan di rumah adat Tongkonan. Biasanya, kepala rumah tangga Tongkonan tradisional menggunakan patung naga atau patung kepala ayam. Arca tersebut dimaksudkan untuk menandakan bahwa pemilik rumah adat Tongkonan adalah orang yang sudah lanjut usia.
Rumah adat Tongkonan dihias dengan banyak hiasan yang unik. Warna ornamen yang dominan adalah hitam dan merah. Pada dinding dan atap pelana terdapat pola spiral dan geometris, serta gambar kepala kerbau dan ayam jantan berwarna putih, merah, kuning dan hitam.
Warna-warna ini mewakili berbagai festival Aluk To Dolo (Jalan leluhur), agama asli Toraja. Warna-warna ini juga memiliki arti yang berbeda: hitam melambangkan kegelapan dan kematian, kuning melambangkan berkah dan kekuasaan Tuhan, putih adalah warna berulang yang melambangkan kesucian, dan warna merah atau daging melambangkan warna manusia. Darah dan kehidupan.
Keistimewaan lain dari rumah adat Tongkonan.
Desain Arsitektur Rumah Perhatian Elemen Dan Detail Desain Disini
Apakah yang dimaksud dengan globalisasi, apakah yang dimaksud dengan, apakah yang dimaksud dengan domain, apakah yang dimaksud dengan ovulasi, apakah yang dimaksud dengan kesenian, apakah yang dimaksud dengan komputer, apakah yang dimaksud dengan vertigo, apakah yang dimaksud dengan isolator, apakah yang dimaksud dengan chatting, apakah yang dimaksud dengan cerpen, apakah yang dimaksud dengan insomnia, apakah yang dimaksud dengan kelangkaan